DORONG PENGUATAN GURU PAI, KEMENAG BATENG FASILITASI WORKSHOP KURIKULUM BERBASIS CINTA TERINTEGRASI DEEP LEARNING

Jamaludin beri arahan dalam workshop implementasi kurikulum berbasis cinta

Jamaludin beri arahan dalam workshop implementasi kurikulum berbasis cinta

Bangka Tengah- Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Bangka Tengah melalui Seksi Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam (Papkis) kembali menunjukkan komitmennya dalam peningkatan mutu pendidikan agama. Hal ini diwujudkan melalui diselenggarakannya kegiatan Workshop Implementasi Kurikulum Berbasis Cinta Terintegrasi Pembelajaran Mendalam bagi Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) se-Kabupaten Bangka Tengah.

Kegiatan ini berlangsung di Aula Pusat Layanan Haji dan Umrah Terpadu (PLHUT) Kemenag Bangka Tengah dan dibuka secara resmi oleh Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Bangka Tengah, H. Jamaludin, S.Ag., M.H., didampingi oleh Kepala Seksi Papkis, Tuti Iryani, M.Pd., pada Rabu (10/12/2025).

Dalam sambutan dan arahannya, Jamaludin, S.Ag., M.H., menegaskan bahwa workshop ini merupakan langkah konkret Kemenag Bangka Tengah untuk menjawab tantangan pendidikan saat ini. Ia menekankan pentingnya peningkatan kompetensi guru agar mampu beradaptasi dengan inovasi kurikulum.

“Kegiatan hari ini merupakan salah satu komitmen Kemenag Bangka Tengah dalam upaya menguatkan kompetensi tenaga pendidik kita. Guru PAI memiliki peran sentral, tidak hanya sebagai pengajar, tetapi juga sebagai teladan moral dan spiritual bagi peserta didik,” ujar Jamaludin.

Jamaludin menambahkan bahwa workshop ini juga sejalan dengan inisiasi Kementerian Agama RI di tingkat pusat.

“Sejalan dengan konsep Kemenag RI, saat ini untuk mempertajam implementasi Kurikulum Merdeka, Bapak Menteri Agama RI mengaungkan kurikulum berbasis cinta. Kurikulum berbasis cinta ini bukan hanya teori, melainkan sebuah filosofi bahwa proses pembelajaran harus didasari oleh rasa kasih sayang, empati, dan penghargaan terhadap keberagaman.,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Seksi Papkis, Tuti Iryani, M.Pd., menyampaikan bahwa integrasi pembelajaran mendalam (Deep Learning) dalam kurikulum berbasis cinta akan memberikan hasil yang signifikan.

“Kami berharap Guru PAI tidak hanya mengajarkan materi secara tekstual, tetapi juga memfasilitasi siswa untuk memahami esensi dan makna dari ajaran agama secara kontekstual, sehingga relevan dengan kehidupan sehari-hari,” jelas Tuti.

"Fokus kita adalah bagaimana kurikulum berbasis cinta ini benar-benar terimplementasi. Kita ingin para guru PAI menjadi agen penebar kedamaian dan moderasi beragama di sekolah," pungkasnya.

Melalui kegiatan workshop ini, Guru PAI di Kabupaten Bangka Tengah memiliki pemahaman dan keterampilan baru untuk menciptakan ekosistem pembelajaran yang lebih humanis, inklusif, dan efektif. (umm)


LINK TERKAIT